Minggu, 13 September 2009

National Park of Gede mountaint


17/Juli/20.00wib (Jum'at)

Malam itu gw tiba dirumah Sudar dengan berjalan kaki dari rumah (sekitar 500m) disusul mba Helen pukul 22.30 dengan APV-nya yang baru berumur satu tahun^^

Sejak awal kami memang memutuskan membawa dua carrier satu tas daypack walaupun mba Helen membawa carrier juga semua itu bertujuan agar saya bisa membawa tas daypack apabila mba Helen sudah tidak kuat lagi, setelah berkemas kami bergegas langsung menuju ke Cibodas.

18/Juli/01.30wib (Sabtu)

Hanya sekitar dua jam untuk bisa sampai di Cibodas, kami langsung menuju posko Green Rangers dan bertemu langsung dengan bang Adnan selaku senior di Green Rangers, sedikit birokrasi kami lewati agar kami bisa diizinkan melakukan pendakian di Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP), memang diantara kami (saya, Sudar dan mba Helen) tidak ada yang sempat untuk melakukan survei ke Cibodas sebelum hari pendakian tapi kami sudah fax data-data kami dari jauh-jauh hari, memang gunung Gede menjadi gunung yang agak ribet birokrasinya sejak ditetapkan sbg taman nasional, tujuannya memang untuk membatasi jumlah para pendaki yang notabennya bukan menikmati alam tetapi merusaknya, entah apa yg ada dipikiran mereka yang suka buang sampah sembarangan, corat-coret sana-sini, tebang sana sini tanpa alasan yang tidak jelas...*dasar orang gila!!*

oke gw lanjutkan dengan cerita perjalanan kami, setelah kami mendapatkan izin, kami memutuskan segera beristirahat di posko Green Rangers untuk lebih fit saat pendakian pagi hari nanti, pukul 05.00 kami dibangunkan oleh salah satu anggota Green Rangers untuk ikut serta dalam rombongan pendaki yang sudah membooking untuk 70 orang, katanya kami bisa ikut dalam izin rombongan mereka, karena aktual rombongan tsb hanya skitar 50 orang saja. Berangkatlah kami menggunakan angkot bersama mereka menuju jalur gunung Putri dari Cibodas, pukul 08.18 kami mulai melakukan pendakian setelah sebelumnya kami sarapan ala kadarnya di salah satu warung yang ada dekat dengan pos gunung Putri. Setelah kami melewati pos, kami memutuskan untuk memisahkan diri dari rombongan tsb.

Pukul 12.30 kami sampai di shelter Buntut Lutung, kami memutuskan untuk makan siang disana, beberapa nuget ditemani sambel ikan teri asin buatan istri Sudar mengoyang lidah kami, hmmm... yummy....:)

setelah itu kami melanjutkan perjalanan, Huuufff....!!! lumayan cape apalagi setelah saya membawa tas mba Helen...^^ *ikhlas koq mba...:)* kami coba terapkan 20 menit jalan, 5 menit istirahat, tapi ya... namanya juga rencana...ngalor2 dikit gpp khan...hehehe...

pukul 16.27 akhirnya kami tiba di Surya Kencana, kami beruntung ternyata Edelweis disana sedang mekar-mekarnya... coba bayangkan hamparan Surya Kencana yang begitu luas dipenuhi dengan pohon Edelweis yg sedang mekar...so beautiful...:)

lalu kami memutuskan untuk mendirikan tenda di alun-alun bagian Barat, setelah menemukan tempat yang pas, sesegera mungkin kami dirikan tenda berhubung hari sudah gelap dan cuaca sudah mulai dingin *brrr..brr...brrr…* sebelum tidur kami sempatkan untuk menikmati Koko Crounch dan nasi yang ditemani nuget, corned dan sisa sambal ikan teri asin, setelah kenyang kami bergegas tidur agar stamina benar-benar fit untuk perjalanan esok pagi.

19/Juli/07.00wib (Minggu)

Gw bangun lebih awal saat itu, karena memang sudah tidak nyenyak sejak mulai pukul 03.00 karena kedinginan, setelah semua bangun gw segera menyiapkan sarapan, telur corned dan merebus air untuk kopi di pagi hari, setelah sarapan kami memutuskan segera berkemas untuk melanjutkan ke puncak Gede, sekitar pukul 08.40 kami mulai pendakian, akhirnya pada pukul 09.56 kami sampai juga di puncak Gede, itu pengalamn pertama untuk mba Helen di puncak Gede *Congratulation mba Helen!!!*

butuh waktu setengah jam untuk foto-foto dan menikmati indahnya pemandangan dari puncak Gede, setelah itu kami segera bergegas untuk melakukan perjalanan turun, sekitar pukul 12.33 kami tiba di shelter Kandang Badak, kami putuskan untuk makan siang dengan mie goreng dan mie rebus *lumayan mengganjal perut*

lalu kami lanjutkan kembali perjalanan, huuuufff.....!!! lumayan cape, apalagi setelah membawa tas mba Helen...hehehe *bener koq mba saya ikhlas...:)* sekitar pukul 17.00 akhirnya kami tiba di shelter Panyangcangan, sedikit beristirahat lalu kami lanjutkan kembali perjalanan dan finally kami tiba di shelter terakhir pukul 18.13, banyak hal lucu yg kami alami selama perjalanan kami, mulai dari kaki mba Helen yg pandai menari sampai Sudar yg teriak saut-sautan entah dgn siapa??? *iioooyyy...ioooyyy....!!!!* hehehe....

anyway, terima kasih for gunung Gede, banyak hal yg kami dapatkan dari perjalanan ini yg tidak bisa kami dapatkan di kota-kota, dimulai dari pemandangan yg luar biasa dan udara yg kaya akan oksigen tentunya..:)

bye…bye…. and see you again Gede, may be I will comeback someday!

by Parmin

antara lima dan enam

















Antara lima dan enam....


Untuk lima,

Roda-roda jemu berputar iringi perjalananku

Untuk sebuah tujuan yang diharapkan

Sebuah angan-angan yang pernah tertidur

Saat itu tersadar, oleh ketukan hati seseorang


Tiba saatnya jiwa ini bergetar

Menyambut insan yang menyapa lembut dengan hatinya

Sadarkan mimpi yang penuh harapan

Yang tertidur sejenak dikehampaan hati


Percakapan sederhana yang terlihat indah

Layaknya puisi seorang pujangga

Hiasi masa yang diselimuti gelapnya malam

Satu langkah telah kutempuh

Seribu langkah bahkan lebih telah menanti


Untuk enam,

Keindahan semalam menari-nari di pikiranku

Mengikis kokohnya pagar suara hati

Susunan kata terbang melayang bersama harapan

Menuju labuan yang kuimpikan


Satu langkah lagi telah kutempuh

Seribu langkah lagi bahkan lebih telah menanti


By Fikri for myWuri

(23 Juli 2009)

Jumat, 04 September 2009

Rider article

HENSHIN!
pasti sangat terdengar akrab di telinga para penggemar Kamen Rider atau lebih dikenal sebagai Kesatria Baja Hitam di Indonesia akhir tahun 80-an. Kesatria Baja Hitam sebenarnya mengacu kepada satu serial Kamen Rider saja yaitu Kamen Rider Black. Namun karena terlanjur sudah terkenal, maka nama ini rancu digunakan sebagai referensi panggilan super hero khas Jepang yang banyak memiliki versi ini. Serial Kamen Rider sendiri di Jepang muncul pada tahun 1971, dimana Ishinomori Shotaro mendapatkan ide untuk menciptakan serial live action super hero atau tokusatsu untuk televisi Jepang TOEI. Kamen Rider atau pengendara motor bertopeng yang pertama ini lebih dikenal dengan julukan Kamen Rider Ichi-go (nomor satu) diperankan oleh aktor Jepang Hiroshi Fujioka yang sangat legendaris di kalangan pecinta tokusatsu dunia.
Hiroshi yang juga menyanyikan lagu theme song serial Kamen Rider ini memerankan Takeshi Hongo, seorang mahasiswa jenius dengan IQ 600 jurusan kimia Universitas Jonan yang mempunyai hobi mengendarai motor balap di klub motor milik Tachibana Tobei yang akhirnya berperan sebagi mentor bagi Hongo. Pada suatu hari yang naas, sebuah organisasi jahat yang bernama Shocker menculik dan mengubahnya menjadi cyborg untuk menguasai dunia. Honggo pun dirombak menjadi seorang cyborg yang dikenal Kamen Rider. Beruntung pada saat proses pencucian otak, Professor Midorikawa yang merupakan dosennya di Universitas Jonan berhasil menolong. Hongo sangat terkejut ketika mengetahui bahwa ternyata anak sang dosen diculik oleh Shocker dan memaksanya bekerja untuk menguasai dunia.
Shocker yang dikhianati oleh sang professor tentunya tidak tinggal diam dan mengutus cyborg lainnya untuk menggiring Hongo dan dosennya kembali. Tidak terelakkan pertarungan seru antara mereka dan ketika Hongo berusaha menolong sang professor sambil mengendarai motornya, dia merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Sabuk di pinggangnya mulai berputar karena tekanan angin lalu Hongo beserta motornya pun berubah menjadi Kamen Rider dan Cyclone. Disinilah pemunculan perdana awal kesatria bertopeng belalang yang sangat legendaris ini. Setelah menghajar cyborg musuh sampai babak belur, Honggo pun bertekad menggunakan kekuatan barunya untuk memerangi Shocker dan mencegah mereka menguasai dunia.
Hiroshi Fujioka mengalami kecelakaan pada saat syuting serial ini pada episode 10, dimana dia membentur tiang telepon pada kecepatan tinggi yang menghancurkan tulang kaki kirinya. Hal ini membuat pihak TOEI selaku produsen terpaksa berpikir kreatif untuk melanjutkan serial ini. Pihak eksekutif memutuskan untuk mengubah jalan cerita dengan menceritakan Hongo pergi ke Eropa untuk membasmi Shocker disana. Cerita di Jepang pun dilanjutkan oleh Kamen Rider baru yang bernama Ichimonji Hayato yang diperankan oleh Taki Kazuya. Hal inilah sebenarnya yang memicu perubahan nama dari sekedar Kamen Rider menjadi Kamen Rider Ichi-go dan Kamen Rider Ni-go (nomor dua) untuk membedakan keduanya.
Kamen Rider klasik hanya memiliki jurus-jurus bela diri dan belum mengenal konsep senjata untuk menghadapi musuh-musuhnya. Jurus andalan yang paling populer adalah jurus tendangan maut yang dilakukan setelah meloncat tinggi yang diberi nama Rider Kick. Jurus tendangan ini kemudian sangat populer digunakan oleh banyak Kamen Rider lain selaku jurus pamungkas. Selain Rider Kick, masih ada pula Rider Chop, Rider Throw dan jurus-jurus bela diri lainnya. Kamen Rider tentu belum lengkap tanpa motor yang selalu menemani dalam berpetualang. Kamen Rider Ichi-go menggunakan motor Cyclone yang awalnya adalah motor balap biasa dari klub motor Tachibana yang ikut berubah menjadi Cyclone setelah henshin.
Pada tahun 2005, TOEI memutuskan untuk membuat versi layar lebar dari Kamen Rider Ichi-go dan Ni-go dengan teknologi mutakhir yang hasilnya cukup lumayan. Dengan jalan cerita yang singkat, fans lama Kamen Rider dari seluruh penjuru dunia bisa bernostalgia kembali dengan pahlawan bertopeng jagoan masa kecil mereka yang didukung teknologi baru. Film yang diberi judul Kamen Rider The First ini pun cukup sukses di pasaran.
Seiring kepopuleran yang diraih, Ishinomori Shotaro pun banyak melanjutkan karya tokusatsu-nya dengan hero lainnya seperti Inazuman yang beraliran petir ala Gundala dan Kikaider manusia setengah robot. Kepopuleran serial-serial ini mendorong penerus Ishinomori untuk membuat sebuah sub-perusahaan baru yang memproduksi mainan-mainan yang berdasarkan pada serial yang bersangkutan. Perusahaan yang diberi nama Ishinomori Pro kemudian bekerjasama dengan Bandai untuk membuat mainan-mainan dengan kualitas tinggi yang diberi nama SIC (Super Imaginative Chogokin). Mainan ini memiliki detail yang tinggi dan akurat yang pada seri-seri terbarunya dilengkapi dengan artikulasi yang memadai sehingga memudahkan untuk memposekannya sesuai selera. Penggemar Kamen Rider tentunya tidak boleh ketinggalan untuk memiliki koleksi DVD dan mainannya yang sekarang banyak beredar di hobby store lokal. Salam Henshin!

Panorama gunung Lawu












Gambar2 ini gw ambil waktu naik ke Lawu, sungguh panorama yang indah... walau hanya bermodal Kodak 7 MP, tapiii.. lumayanlah....^^