Jumat, 04 September 2009

Rider article

HENSHIN!
pasti sangat terdengar akrab di telinga para penggemar Kamen Rider atau lebih dikenal sebagai Kesatria Baja Hitam di Indonesia akhir tahun 80-an. Kesatria Baja Hitam sebenarnya mengacu kepada satu serial Kamen Rider saja yaitu Kamen Rider Black. Namun karena terlanjur sudah terkenal, maka nama ini rancu digunakan sebagai referensi panggilan super hero khas Jepang yang banyak memiliki versi ini. Serial Kamen Rider sendiri di Jepang muncul pada tahun 1971, dimana Ishinomori Shotaro mendapatkan ide untuk menciptakan serial live action super hero atau tokusatsu untuk televisi Jepang TOEI. Kamen Rider atau pengendara motor bertopeng yang pertama ini lebih dikenal dengan julukan Kamen Rider Ichi-go (nomor satu) diperankan oleh aktor Jepang Hiroshi Fujioka yang sangat legendaris di kalangan pecinta tokusatsu dunia.
Hiroshi yang juga menyanyikan lagu theme song serial Kamen Rider ini memerankan Takeshi Hongo, seorang mahasiswa jenius dengan IQ 600 jurusan kimia Universitas Jonan yang mempunyai hobi mengendarai motor balap di klub motor milik Tachibana Tobei yang akhirnya berperan sebagi mentor bagi Hongo. Pada suatu hari yang naas, sebuah organisasi jahat yang bernama Shocker menculik dan mengubahnya menjadi cyborg untuk menguasai dunia. Honggo pun dirombak menjadi seorang cyborg yang dikenal Kamen Rider. Beruntung pada saat proses pencucian otak, Professor Midorikawa yang merupakan dosennya di Universitas Jonan berhasil menolong. Hongo sangat terkejut ketika mengetahui bahwa ternyata anak sang dosen diculik oleh Shocker dan memaksanya bekerja untuk menguasai dunia.
Shocker yang dikhianati oleh sang professor tentunya tidak tinggal diam dan mengutus cyborg lainnya untuk menggiring Hongo dan dosennya kembali. Tidak terelakkan pertarungan seru antara mereka dan ketika Hongo berusaha menolong sang professor sambil mengendarai motornya, dia merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Sabuk di pinggangnya mulai berputar karena tekanan angin lalu Hongo beserta motornya pun berubah menjadi Kamen Rider dan Cyclone. Disinilah pemunculan perdana awal kesatria bertopeng belalang yang sangat legendaris ini. Setelah menghajar cyborg musuh sampai babak belur, Honggo pun bertekad menggunakan kekuatan barunya untuk memerangi Shocker dan mencegah mereka menguasai dunia.
Hiroshi Fujioka mengalami kecelakaan pada saat syuting serial ini pada episode 10, dimana dia membentur tiang telepon pada kecepatan tinggi yang menghancurkan tulang kaki kirinya. Hal ini membuat pihak TOEI selaku produsen terpaksa berpikir kreatif untuk melanjutkan serial ini. Pihak eksekutif memutuskan untuk mengubah jalan cerita dengan menceritakan Hongo pergi ke Eropa untuk membasmi Shocker disana. Cerita di Jepang pun dilanjutkan oleh Kamen Rider baru yang bernama Ichimonji Hayato yang diperankan oleh Taki Kazuya. Hal inilah sebenarnya yang memicu perubahan nama dari sekedar Kamen Rider menjadi Kamen Rider Ichi-go dan Kamen Rider Ni-go (nomor dua) untuk membedakan keduanya.
Kamen Rider klasik hanya memiliki jurus-jurus bela diri dan belum mengenal konsep senjata untuk menghadapi musuh-musuhnya. Jurus andalan yang paling populer adalah jurus tendangan maut yang dilakukan setelah meloncat tinggi yang diberi nama Rider Kick. Jurus tendangan ini kemudian sangat populer digunakan oleh banyak Kamen Rider lain selaku jurus pamungkas. Selain Rider Kick, masih ada pula Rider Chop, Rider Throw dan jurus-jurus bela diri lainnya. Kamen Rider tentu belum lengkap tanpa motor yang selalu menemani dalam berpetualang. Kamen Rider Ichi-go menggunakan motor Cyclone yang awalnya adalah motor balap biasa dari klub motor Tachibana yang ikut berubah menjadi Cyclone setelah henshin.
Pada tahun 2005, TOEI memutuskan untuk membuat versi layar lebar dari Kamen Rider Ichi-go dan Ni-go dengan teknologi mutakhir yang hasilnya cukup lumayan. Dengan jalan cerita yang singkat, fans lama Kamen Rider dari seluruh penjuru dunia bisa bernostalgia kembali dengan pahlawan bertopeng jagoan masa kecil mereka yang didukung teknologi baru. Film yang diberi judul Kamen Rider The First ini pun cukup sukses di pasaran.
Seiring kepopuleran yang diraih, Ishinomori Shotaro pun banyak melanjutkan karya tokusatsu-nya dengan hero lainnya seperti Inazuman yang beraliran petir ala Gundala dan Kikaider manusia setengah robot. Kepopuleran serial-serial ini mendorong penerus Ishinomori untuk membuat sebuah sub-perusahaan baru yang memproduksi mainan-mainan yang berdasarkan pada serial yang bersangkutan. Perusahaan yang diberi nama Ishinomori Pro kemudian bekerjasama dengan Bandai untuk membuat mainan-mainan dengan kualitas tinggi yang diberi nama SIC (Super Imaginative Chogokin). Mainan ini memiliki detail yang tinggi dan akurat yang pada seri-seri terbarunya dilengkapi dengan artikulasi yang memadai sehingga memudahkan untuk memposekannya sesuai selera. Penggemar Kamen Rider tentunya tidak boleh ketinggalan untuk memiliki koleksi DVD dan mainannya yang sekarang banyak beredar di hobby store lokal. Salam Henshin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar